#Tugas Bahasa Indonesia semasa kelas 7. 18 Maret 2011
Siosin mencari cara agar dapat menjebloskan Pieter ke penjara. Siosin berangkat ke kota dengan menggunakan pakaian Myerin. Sehingga orang-orang mengira Myerin adalah Siosin. Siosin melaporkan Pieter ke polisi. Maka terbukalah semua perbuatan Pieter. Pieter pun dijebloskan ke penjara. Ia akan dipenjara selama 6 bulan.
Selesai mengurus dipenjaranya Pieter. Siosin kembali ke desa membawa kabar bahagia. Ibu dan Myerin sangat senang mendengarannya. Karena sudah aman, Myerin mengajak ibu dan Siosin untuk tinggal di kota menggunakan warisan ayahnya.
Akhirnya, mereka memutuskan untuk tinggal di kota. Hari itu juga mereka berangkat. Di tengah perjalanan, setir mobil yang mereka tumpangi mengalami sedikit gangguan. Akibatnya mobil mereka menabrak seorang laki-laki yang tengah bersepeda.
Melihat kejadian itu, Myerin, Siosin dan ibunya bergegas turun dari mobil dan menolong sang pemuda. Mereka lalu duduk-duduk sejenak di taman dekat jalan itu serta berkenalan. Pemuda itu bernama Sinosuke. Ia adalah seorang pengantar susu. Ia mengantar susu ke rumah-rumah. Ayahnya adalah pemilik pertenakan sapi. Sebagai balasan karena mobil telah menabrak Sinosuke dan semua susunya tumpah, ibu berniat ingin berlangganan susu milik Sinosuke.
Sesuain perjanjian, setiap pagi Sinosuke mengantar susu ke rumah Myerin. Ternyata, Sinosuke sungguh baik budi pekertinya, ramah, penyabar, tampan, dan gagah. Tak jarang pula Sinosuke membantu pekerjaan di rumah yang lain.
Karena seringnya Sinosuke datang ke rumah. Rupanya Siosin dan Myerin sana-sama memiliki perasaan terpendam untuk Sinosuke. Namun, apa daya kebetulan benih-benih cinta itu tumbuh diantara 2 saudara kembar. Mereka lalu bercerita kepada ibu bagaimana solusi terbaiknya.
Esok harinya, ketika Sinosuke datang mengantar susu. Ada sesuatu yang berbeda. Sinosuke dipersilakan masuk untuk sekedar minum teh. Ibu, Sinosuke, Siosin dan Myerin berbincang-bincang. Kerap kali Sinosuke melirik ke Siosin, lalu tersenyum. Saat-saat yang mendebarkan seperti inilah yang selalu di tunggu Siosin.
Seminggu kemudian, keluarga Sinosuke berniat ingin melamar Siosin. Disambutlah robongan keluarga Sinosuke dengan pesta yang meriah. Saat itu, ibu dan Siosin lupa apabila sesunggunya Myerin juga mencintai Sinosuke. Mereka tak mempedulikan betapa hancurnya hati Myerin.
Di tengah kebahagiaan itu Myerin menangis. Ia lalu mengambil mobil dan ingin menenangkan hatinya. Sambil terisak, Myerin menyetir. Akibatnya Myerin menabrak mobil. 2 kali sudah kecelakaan menimpa Myerin. Namun, lebih parah yang kedua ini. Maka ditundalah pernikahan Siosin-Sinosuke.
Kepala Myerin terbentur dan berdarah-darah. Setelah diperiksa dan dirawat dokter. Myerin mengalami gagar otak dan sedikit hilang ingatan. Hari-hari Myerin kini hanya dipenuhi dengan lamunannya. Ia selalu mencari tempat sepi dan menyendiri. Ia pun jarang sekali berbicara. Ibu, Siosin, dan Sinosuke sangat sedih dan iba melihat keadaan Myerin.
Tak terasa 6 bulan sejak Pieter dipenjara telah berlalu. Pieter keluar dari penjara. Ketika akan dipenjara, ia sudah bersumpah untuk menjadi orang baik. Ia ingin kembali bersama Myerin minta maaf dan hidup bahagia.
Pieter pun datang ke rumah Myerin. Mulailah ia meminta maaf kepada keluarga Myerin. Untung saja keluarga Myerin termasuk orang-orang yang tidak pendendam. Namun, betapa kecewanya Pieter ketika ibu bercerita panjang lebar tentang Myerin. Pieter merasa sangat bersalah. Pieter hampir putus asa. Tapi, pupuslah putus asa itu berkat Siosin dan Sinosuke yang tak lelah memberi semangat agar Pieter dapat merebut hati Myerin kembali.
Didatanginya Myerin yang sedang duduk termenung. Diberikannya bunga untuk Myerin. Awalnya, Myerin menerima. Myerin langsung melihat wajah Pieter. Myerin mencoba mengingat. Namun, lama sekali. Lalu saketika, ia tampar wajah Pieter sambil menangis. Dilemparlah bunga dari dari Pieter.
Melihat kejadian itu ibu datang dan langsung memeluk Myerin. Ibu menjelaskan kepada Myerin bahwa kedatangan Pieter ini bermaksud baik. Pieter ingin menebus kesalahan dengan menikahi Myerin. Kali ini Pieter memang benar-bentar sudah sadar.
Mendengar penjelasan sang ibu, Myerin berhenti menangis dan berganti memeluk Pieter. Pieter pun membalas dengan pelukan hangatnya. Maka, segeralah dilangsungkan pernikahan Siosin dengan Sinosuke dan Myerin dengan Pieter.
Kini, mereka masing-masing telah memiliki kehidupan sendiri. Bahagia mereka bersama pasangannya menikmati kehidupan. Sedangkan, sang ibu turut bahagia melihat anak-anaknya telah bisa hidup dengan penuh kedamaian.
0 komentar:
Posting Komentar